-->

Indianisasi: Proses Damai Penyebaran dan Penyerapan Kebudayaan di Asia Tenggara


India. Nama negara itu terkenal dan sering terngiang-ngiang dalam kehidupan sehari-hari. Bollywood, Bombay bisa jadi populer menyebut India selain ucapan "nehi" sambil menggeleng-gelengkan kepala. Namun selain itu, India adalah sebuah negara di Asia Selatan yang mempunyai sejarah cukup panjang dengan kawasan Asia Tenggara. Negara beribu kota di New Delhi dan mempunyai jumlah penduduk terbesar kedua setelah Cina ini merupakan negara yang membentuk banyaknya indianisasi di Asia Tenggara. Sebuah upaya yang dilakukan India, salah satu negara peradaban tertua di dunia, dalam menyebarkan Hindu juga Buddha ke kawasan tetangganya.

www.india-in-your-home.com


George Coedes, seorang arkeolog Prancis, yang menyatakan adanya indianisasi di Asia Tenggara. Hal itu terlihat dari bentuk-bentuk kerajaan di Asia Tenggara yang mengacu pada bentuk-bentuk seperti di India. Hal itu terlihat pada adopsi raja atau rajadharma untuk menyatakan orang yang menguasai dan memerintah suatu wilayah kerajaan dan praktek hukum, kode, dan kepercayaan dalam Hindu-Buddha. Selain raja, diadopsi juga bentuk pemerintahan seperti di India, meskipun tak seluruhnya karena dalam beberapa hal dimasukkan unsur-unsur kelokalan. Walaupun bentuk pemerintahan seperti di India, akan tetapi kerajaan-kerajaan di Asia Tenggara bukanlah bagian dari India. India bisa dibilang hanyalah penyebar kebudayaan.

Masuknya India ke Asia Tenggara yang selain memperkenalkan sistem pemerintahan di India dan memperkenalkan kasta dalam Hindu serta dharma dalam Buddha (meski penerapan kasta di wilayah ini tak seperti di India), cukup banyak membentuk wilayah-wilayah yang terindianisasi. Pembangunan candi-candi, penerapan pembakaran mayat atau ngaben ---yang sampai hari ini masih terlihat di Bali-- , pemujaan terhadap trimurti (Brahma, Wisnu, dan Syiwa), tersebar dan masuknya cerita-cerita epik terkenal dari India seperti Ramayana dan Mahabharata, masuknya istilah-istilah sansekerta, dan penyerapan bahasa Sansekerta sebagai bahasa kaum terpelajar yang juga digunakan untuk menamai orang. Meskipun begitu, animisme dan dinamisme serta praktek-praktek kelokalan lainnya tetap ada dan masuk ke dalam apa yang dibawa India. Jika di India, candi hanya sebatas tempat pemujaan, tetapi di Asia Tenggara ia bisa menjadi tempat penyimpanan abu raja dan pengultusan. Raja-raja di Asia Tenggara pun tak segan-segan digambarkan dalam bentuk dewa-dewi. Kisah Ramayana, Mahabharata, dan juga Siddharta Gautama pun tak lepas dari unsur-unsur lokal yang dianggap sesuai dengan kepribadian bangsa-bangsa di Asia Tenggara. Tidak mengherankan, jika di Asia Tenggara terdapat banyak versi cerita-cerita itu.

wikipedia.org

Indianisasi yang dilakukan India dimulai pada abad ke-1 Masehi. Indianisasi itu dimulai dari selatan Myanmar lalu mengarah ke Thailand, Kamboja, Campa, dan barulah nanti ke Nusantara. Di sanalah permukiman India terbentuk. Selain berdagang dan menyebarkan Hindu-Buddha, orang-orang India di Asia Tenggara juga merupakan konsultan ketika beberapa wilayah di Asia Tenggara hendak membentuk kerajaan yang pada awalnya berasal dari kampung yang membesar dengan kepala kampung sebagai penguasanya. Pada abad ke-5 hingga 13 Masehi tercatat indianisasi yang dilakukan India di Asia Tenggara membuat beberapa kerajaan itu menjadi kekuatan superpower pada masanya dengan mencatatkan beberapa tinta emas yang kemudian akan dipelajari generasi masa depan sebagai peninggalan berharga dari masa lalu. Sebut saja Sriwijaya dan Majapahit di Nusantara, Khmer di Kamboja, Ayutthaya di Thailand, dan Bagan di Myanmar. Beberapa kerajaan ini mempunyai luas wilayah, yang boleh dibilang pada masa itu, melebihi luas wilayah yang sekarang. Luasnya wilayah yang terindianisasi ini karena dipraktekkannya konsep mandala dalam politik Asia Tenggara seperti yang pernah diungkapkan oleh O.W. Wolters. Konsep ini menyatakan bahwa wilayah secara politis disatukan oleh inti atau kekuasaan pusat dan bukan oleh perbatasan wilayah. Hal ini memungkinkan tersusunnya beberapa unit politik tanpa administrasi integratif yang lebih lanjut.
http://img3.shopimg.ca/content/full/14113637_main_full.jpeg
www.shop.ca

Superpower beberapa wilayah yang terindianisasi itu bisa dikatakan mengalahkan si penyebar kebudayaan. Namun, wilayah-wilayah yang terindianisasi itu tidak melupakan begitu negara yang berjasa menyebarkan kebudayaannya itu. Bentuk nyatanya ialah melakukan hubungan perdagangan, diplomatik, dan pendidikan. Inilah yang dilakukan Kerajaan Sriwijaya dengan Kerajaan Pali di Bengala, Kerajaan Mon di Myanmar dengan Sri Lanka. Prasasti Nalanda di Bihar menjadi satu bukti peninggalan Sriwijaya di India. 

Dalam kehidupan Asia Tenggara modern, indianisasi mungkin telah dianggap sebagai masa lalu sebuah wilayah yang sekarang menjadi negara-negara dengan luas wilayah, yang bahkan, kecil. Namun, indianisasi tetap hidup pengaruhnya yang cukup kuat, meskipun di beberapa wilayah Asia Tenggara telah menjadi Islam, seperti negeri-negeri berbahasa Melayu. Hal itu nampak pada penggunaan nama kota dan negara. Jakarta, Singapura, Jayapura, Putrajaya, dan Indragiri Hulu dan Hilir menjadi beberapa contoh dari hal itu. Sedangkan di Thailand nama-nama India pun telah dilokalkan seperti Buriram, Nakhon Si Thammarat, dan Ayutthaya. Beberapa orang di Asia Tenggara yang terindianisasi hingga hari ini tetap memakai nama yang berbau Sansekerta seperti di Indonesia dan Thailand untuk gelar raja, dalam seni kisah Ramayana-Mahabharata dimasukkan ke dalam wayang sebagai media penyampaian visual di Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Kamboja. Sedangkan di Filipina yang identik dengan Latin, indianisasi terlihat pada serapan beberapa kata di Visayas dan Illocano.

Indianisasi yang dilakukan India pada awal-awal abad lalu bisa dibilang merupakan upaya India untuk mempromosikan dan menyebarkan kebudayaannya secara damai dan tanpa jalan kekerasan. Upaya ini jelas berbeda dengan penyebaran kebudayaan yang dilakukan oleh Eropa sehingga pada akhirnya melahirkan kolonialisme. Penyebaran yang jelas melahirkan beberapa versi kebudayaan kemudian kebudayaan itu dianggap milik suatu bangsa tidak membuat India marah sebab menyadari bahwa apa yang mereka sebar akan bersifat universal.


0 Response to "Indianisasi: Proses Damai Penyebaran dan Penyerapan Kebudayaan di Asia Tenggara"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel