-->

Para Dewa-Dewi Padi di Asia Tenggara

Asia Tenggara yang merupakan tiruan India atau India Belakang karena adanya proses penyebaran kebudayaan India di dalamnya sudah pasti mengadopsi cerita-cerita epos dan kepahlawanan dari India seperti Ramayana dan Mahabharata. Selain itu, dewa-dewi dari Anak Benua diadopsi. Meski begitu semua disesuaikan dengan kearifan lokal yang ada sehingga tidak benar-benar tampak meniru.

Salah satu kearifan lokal yang tampak dalam indianiasasi Asia Tenggara adalah dewi-dewa padi atau kesuburan. Hampir seluruh negara di kawasan Asia Tenggara punya mitos tentang makhluk kayangan yang satu ini. Yang darinya padi yang kemudian dijadikan nasi dihargai, dan harus dimakan sampai habis alias tidak boleh dibuang. Sebab, itu sama tidak menghargai usaha sang dewa-dewi.
Berikut dewa-dewi padi di Asia Tenggara:

1. Indonesia
Broomcloset.wordpress.com


    Negara kepulauan terbesar di dunia ini mengenal mitos dewi padi terutama di Pulau Jawa, Bali, dan Sulawesi. Adapun di Pulau Jawa orang Sunda dan Jawa yang memiliki sedangkan di Bali adalah orang Bali, dan di Sulawesi adalah orang Bugis. Namanya pun hampir sama. Jika di Jawa dan Bali adalah Dewi Sri, di Sunda Nyi Pohaci Sanghyang Asri, sedangkan di Bugis adalah Sangiya Seri.

Cerita ketiga dewi padi di ketiga bangsa di Indonesia sedikit berlainan. Dewi Sri dalam banyak serat di Jawa seperti Serat Manikmaya dan Serat Pustakaraja Budhawaka adalah sosok cantik di kayangan merupakan istri Dewa Wisnu, dewa pelindung dan pemelihara alam semesta dalam mitologi India. Ia kemudian menitis ke dalam tubuh Niken Tiksnawati yang meninggal akibat berupaya dipersunting oleh Batara Guru yang terpesona akan kecantikannya. Pada tubuh Niken yang telah berubah menjadi tumbuh-tumbuhan subur itu Dewi Sri berubah menjadi dewi padi. Sedangkan dalam cerita Sunda berdasarkan Wawacan Sulanjana diceritakan bahwa Dewi Sri yang bernama Nyi Pohaci adalah makhluk cantik yang membuat Batara Guru terpesona sehingga ingin mempersunting namun Nyi Pohaci malah dibunuh oleh para dewa kayangan yang menentang pernikahan Batara Guru dengannya. Dari tubuh yang dibunuh dan dikubur di bumi itu muncullah tumbuhan subur terutama padi yang muncul dari pusaranya. Lalu bagaimana dengan di Bugis?

Kisah Dewi Sri di salah bangsa berpengaruh di Sulawesi itu adalah berdasarkan cerita La Galigo, epos terbesar di Asia Tenggara. Dalam epos itu diceritakan bahwa Sangiya Seri atau Datunna Ase adalah penjelmaan dari We Oddanriwu yang tak lain adalah putri Sang Patotoqe, dewa langit dalam mitologi Bugis yang meninggal setelah tujuh hari dilahirkan. Dari jasadnya itu kemudian tumbuhlah tanaman padi yang menguning.

2. Malaysia

Borneotoday.net

    Selain Indonesia, Malaysia juga mempunyai mitos Dewi Sri sehubungan dengan keadaan di Negeri jiran yang juga agraris alias banyak tumbuh padi. Di Malaysia ia disebut dengan Semangat Padi atau bahasa Indonesianya Roh Padi. Seperti halnya Dewi Sri Semangat Padi adalah roh yang menjaga dan memuliakan tanaman padi. Dalam banyak penceritaan disebutkan bahwa Semangat Padi tidak hanya berbentuk perempuan tetapi juga laki-laki, dan disebut dengan sembilan nama yaitu, Anak Sembilan Bulan, Anak Maharaja Cahaya, Si Dang Sari, Si Dang Rupa Seri, Si Dang Seri Tongkat, Si Dang Tatap, Si Dang Yas, Seri Gading, dan Gejala Dading.

Kepercayaan terhadap Semangat Padi merupakan bentuk kepercayaan animisme yang sudah mulai berkurang di Malaysia sekarang ini sehubungan dengan pengaruh Islam serta sains dan teknologi. Dalam kepercayaan terhadap Semangat Padi banyak pantangan yang harus dijalankan untuk menjaga padi dari sesuatu yang dilarang seperti bertarung dan bertindak kriminal di dalamnya.

3.Thailand
Sirinya's Thailand


    Setelah tadi dari Asia Tenggara Maritim sekarang kita beranjak ke Asia Tenggara Daratan. Tepatnya ke Thailand. Negeri Gajah Putih juga mempunyai mitos Dewi Sri. Hal ini ada karena Thailand juga termasuk negeri agraris, serta merupakan lumbung padi se-Asia Tenggara, dan salah satu pengekspor beras. Dewi padi di Thailand adalah Phosop. Ia sering digambarkan sebagai seorang wanita cantik yang mengenakan gaun merah atau hijau dan tubuhnya dipenuhi oleh permata. Phosop juga digambarkan membawa seikat padi dan kendi. Banyak petani di Thailand yang percaya bahwa kehadiran Phosop di sawah akan membawa hasil yang melimpah.

Dalam cerita disebutkan bahwa Phosop adalah versi Thailand untuk Lakshmi, dewi kemakmuran di mitologi India. Sedangkan pada mitosnya ia adalah seorang dewi yang membantu Buddha untuk kesejahteraan umat manusia terutama pada tanaman padi. Dalam sebuah kisah sang dewi mengambil setelah tidak dihormati oleh seorang janda tua sehingga ia melarikan diri ke suatu tempat yang tidak ada manusianya bersama seekor ikan. Sepeninggal dia manusia menjadi rugi dan berusaha mencarinya untuk kembali. Setelah dibujuk oleh si ikan ia pun mau kembali dan meminta manusia untuk memperlakukannya dengan baik.

4. Laos

Heart of Laos

     Negara tetangga Thailand di sebelah timur, Laos, juga mempunyai dewi padi dengan nama hampir serupa di Thailand, yaitu Nang Khosop. Berdasarkan naskah di Wat Si Saket, kemunculan dewi padi ini berawal dari kelaparan yang melanda Laos begitu lamanya. Hingga kemudian suatu hari seorang pemuda menangkap ikan emas yang harus ditukarkan dengan Nang Khosop. Berkat Nang Khosop kelaparan pun hilang. Padi dan ladang subur kembali. Akan tetapi akibat ketamakan manusia yang memonopoli beras dan lainnya kelaparan kembali melanda. Di saat itulah seorang pertapa di hutan setelah bertemu pasangan tua yang kelaparan meminta Nang Khosop untuk menyuburkan lagi padi dan ladang. Namun, Nang Khosop menolak, dan akhirnya ia dibunuh oleh si pertapa. Tubuhnya kemudian dibagi-bagi dalam ke dalam banyak jenis beras seperti beras hitam, beras putih, dan beras keras. Si pertapa kemudian mengajarkan si pasangan tua untuk menanam padi.

5. Kamboja dan Champa

Amazon

    Sebagai pelopor indianiasasi di Indocina, Kamboja yang terkenal di masa silam dengan kejayaan Kemaharajaan Khmer juga mempunyai mitos dewi padi bernama Po Ino Nogar. Dalam bahasa Khmer ia berarti maha besar. Ia sering diasosiasikan dengan Uma, dewi kesuburan di mitologi India. Po Ino Nogar juga digambarkan sebagai langit, awan, hujan, dan air dalam beberapa relief di Angkot Wat. Ia adalah dewi yang punya 97 suami dan 38 anak perempuan. Salah satu anaknya adalah Po Yan Dari, dewi bencana dan kematian.
Nama Po Ino Nogar juga digunakan di dalam versi Champa, dan disebut sebagai pelindung bangsa Champa. Seperti di versi Kamboja, Po Ino Nogar versi Champa juga seorang yang poliandri dan punya 38 anak perempuan. Namun bedanya adalah salah satu anak Po Ino Nogar versi Champa bernama Pajau Tan ini adalah seorang tabib yang mampu menghidupkan orang mati.

6. Vietnam
Xahoi


     Sebagai satu-satunya negara di Asia Tenggara yang terpapar kebudayaan Cina, Vietnam juga mempunyai mitos dewi padi bernama Thien Y A Na. Mitos ini merupakan penyerapan dari mitos Po Ino Nogar yang terjadi ketika bangsa Viet melakukan perluasan wilayah ke selatan dan menaklukkan Champa. Dalam versi Vietnam banyak pergantian dilakukan. Selain mengganti nama, Thien Y A Na juga digambarkan sebagai seorang dewi yang tidak mempunyai banyak suami dan banyak anak, tidak abadi, dan menjadi seorang penganut Buddha daripada seorang dewi. Semua ini selaras dengan prinsip konfusius yang dianut mayoritas orang Vietnam.

7. Filipina
Pint


     Negara kepulauan kedua terbesar di Asia Tenggara juga mempunyai mitos penunggu padi, yaitu Bulul, yang berada di Ifugao, sebuah tempat yang terkenal dengan teras persawahan tuanya yang berumur 2.000 tahun, dan terletak Pulau Luzon. Bulul kerap digambarkan sebagai lelaki botak, dan ini tidak seperti para penunggu padi lain di Asia Tenggara yang kebanyakan perempuan. Ia adalah bagian dari kepercayaan orang Tagalog, bangsa mayoritas di Filipina. Dan seperti Indonesia, Filipina juga mempunyai keberagaman mitologi. Selain Bulul dari Tagalog ada juga dewa-dewi padi di bangsa Filipina yang lain seperti Ampu at Paray di Palawan, Ibabasok di Bukidnon,  dan Pilay di Isneg.
    

5 Responses to "Para Dewa-Dewi Padi di Asia Tenggara"

  1. artikel menarik, komentar juga ya ke blog saya www.belajarbahasaasing.com

    ReplyDelete
  2. menurut pandangan Anda, legenda dewa-dewi di asia tenggara termasuk sastra monogenisis, karena semuanya dari anak benua. tetapi, Anda juga tulis 'Meski begitu semua disesuaikan dengan kearifan lokal yang ada sehingga tidak benar-benar tampak meniru', saya pikir pandangan Anda saling kontraktif, bolehkan bantu menjelaskan. Terimakasih!

    ReplyDelete
  3. Wow, cool post. I’d like to write like this too – taking time and real hard work to make a great article… but I put things off too much and never seem to get started. Thanks though. dewapoker

    ReplyDelete
  4. cerita menarik dan membangkitkan nilai"sastra serta moralitas

    ReplyDelete

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel