-->

TransJakarta: BRT Terbesar Asia Tenggara

foto.okezone.com
Belakangan ini di Jakarta sedang marak-maraknya sterilisasi jalur bus TransJakarta. Beberapa media nasional Indonesia menjadikannya sebagai berita penting mengingat sterilisasi bus TransJakarta dikaitkan langsung dengan kebijakan Jokowi-Ahok sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta. Hasilnya, semenjak pekan lalu diterapkan sudah terjaring puluhan hingga ratusan kendaraan yang mencoba masuk jalur TransJakarta yang nampak seperti oase ketika terjadi kemacetan. Alasannya, pragmatis. Tidak tahu sama sekali aturan itu sehingga berulang kali yang menerobos selalu melakukan apologi ketika disetop aparat TNI-Polri yang menjaga jalur tersebut. Denda Rp 500.000-1 juta juga disertai jika berani melanggar. Sejauh ini, sterilisasi ini cukup efektif. Jumlah yang melanggar berkurang. Namun, suara sumbang bermunculan. Ada yang mengatakan sterilisasi malah menambah macet. Ada yang mengatakan bahwa sebenarnya TransJakarta yang melanggar jalan karena merebut jalan para pengguna kendaraan dengan mematok jalan tersebut menjadi jalur.Meskipun begitu, tetap ada yang pro dengan kebijakan yang berusaha menjadikan TransJakarta sebagai moda transportasi publik paling aman di Jakarta.


TransJakarta merupakan sistem bus rapid transit (BRT) yang diluncurkan pada 25 Januari 2004 dan menjadi BRT pertama di Indonesia sekaligus di Asia Tenggara dan belahan bumi selatan. Peluncurannya di masa ketika Sutiyoso menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Beliaulah yang menggagas dan ngotot terhadap moda transportasi ini yang dikatakannya paling aman dan nyaman. Meski diwarnai banyak kontra, terutama jika melihat kondisi jalanan kota Jakarta yang kian macet setiap harinya, proyek bus TransJakarta atau populer dengan nama busway tetap dijalankan. Blok M-Kota menjadi koridor pertamanya.Setelah dianggap sukses, koridor-koridor lain diciptakan sehingga pada 2013 TransJakarta mempunyai 12 koridor dan pada 2015 mempunyai 3 koridor tambahan. Total jarak jalur TransJakarta 172 kilometer. Shelter atau perhentian lebih dari 200 buah. Menjadikannya sebagai jalur BRT terpanjang di dunia. Bahkan, TransJakarta mempunyai jalur jembatan shelter transit sepanjang 1 kilometer pada koridor 9 Pluit-Pinang Ranti dan koridor 1 Blok M-Kota. Jembatan shelter itu terdapat di Semanggi-Bendungan Hilir. Uniknya, tiap koridor mempunyai operatornya. Koridor 1, misalnya digawangi oleh PT Jakarta Express Trans. Koridor 2 oleh PT Trans Batavia. Bahkan, perusahaan bus seperti Primajasa dan Eka Sari Lorena juga ikut menggawangi. Begitu juga Damri, BUMN yang bergerak di bidang transportasi massal. Bus-bus yang digunakan menggunakan buatan dalam dan luar negeri seperti Komodo, Inobus, Daewoo, Mercedes-Benz, Hino, dan terakhir Zhongtong. Setiap koridor busnya berbeda-beda. Keberadaan TransJakarta sebagai BRT pun diikuti kota-kota lainnya di Indonesia seperti TransPakuan (Bogor), Trans Metro Bandung (Bandung), Trans Musi (Palembang), Trans Jogja (Yogyakarta), Batik Solo Trans (Solo), TransSemarang (Semarang), Trans Bandar Lampung (Bandar Lampung), dan Trans Metro Pekanbaru (Pekanbaru).

Kelihatannya, TransJakarta memang sudah mempunyai sistem yang rapi dengan penempatan shelter di tempat-tempat strategis, petugas di dalam bus untuk mengontrol penumpang, serta bus-bus yang terlihat modern. Kelihatannya, Pemprov DKI lebih memprioritaskan moda transportasi ini daripada moda transportasi lainnya di Ibu Kota seperti angkot yang nyatanya lebih suka ngetem dan menimbulkan macet. Angkot seperti Mikrolet, Metromini, dan Kopaja nampak kurang suka dengan kehadiran TransJakarta yang malah membuat lahan rezeki mereka diambil. Angkot-angkot yang suka mengetem ini kemudian diupayakan diperbarui, dihilangkan, dan diintegrasi dengan TransJakarta. Integrasi itu kemudian akan dilanjutkan dengan integrasi MRT dan monorel yang sedang dibangun di Jakarta sehingga akan menciptakan sistem moda transportasi yang padu. Sayangnya, integrasi ini akan percuma apabila jumlah kendaraan pribadi tetap meningkat. Ya, setidaknya sterilisasi menjadi langkah awal.

0 Response to "TransJakarta: BRT Terbesar Asia Tenggara"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel