Jabodetabek: Kawasan Metropolitan Terbesar se-Asia Tenggara

Dalam sistem perkotaan modern terdapat sebutan kawasan metropolitan. Sebutan ini merujuk kepada sebuah wilayah perkotaan yang terintegrasi dengan ibu kota. Hampir semua negara di dunia mempunyai kawasan metropolitan. Kawasan metropolitan dibentuk karena tidak kuatnya ibu kota untuk menampung segala aktivitas dalam segala hal, terutama ekonomi. Kemudian dibuatlah kawasan itu sebagai penyangga supaya dapat membantu ibu kota sehingga orang-orang dari luar ibu kota tidak selalu melulu ke ibu kota demi memenuhi hajat hidup.

tangerang-selatan-kota.blogspot.com

Di Asia Tenggara, hampir semua negara yang berada di kawasan ini mempunyai kawasan metropolitan. Salah satunya ialah Jakarta, ibu kota Indonesia yang terhubung dengan kota-kota dan kabupaten di sekitarnya. Kawasan metropolitan itu populer disebut dengan Jabodetabek. Yaitu, akronim dari Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Kawasan metropolitan ini dibentuk pada 1977 sebagai jawaban untuk mengatasi segala macam kepadatan yang sudah mulai menjamur di Jakarta. Jabodetabek terdiri dari 14 daerah administratif yang berada di tiga provinsi, DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat. Sepuluh di antaranya berbentuk kota sedangkan empat lainnya kabupaten. Mereka, antara lain: Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, Jakarta Timur, dan Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan, dan Kabupaten Tangerang (Banten), dan Kota Bekasi, Kota Bogor, Kota, Kabupaten Bekasi, dan Kabupaten Bogor (Jawa Barat). Luas wilayah Jabodetabek atau dalam istilah bahasa Inggris, Greater Jakarta, mencapai 2.784 kilometer persegi dengan jumlah penduduk mencapai 26 juta. Angka ini bisa saja berubah setiap tahunnya mengingat kedudukan Jabodetabek sebagai pusat kedatangan urbanisasi dari seluruh Indonesia.

Luas yang demikian tak pelak menjadikan Jabodetabek sebagai kawasan metropolitan terbesar se-Indonesia, se-Asia Tenggara, dan kedua terbesar di dunia setelah Keihin, kawasan metropolitan di Jepang yang terdiri atas Tokyo, Kawasaki, dan Yokohama.

Seperti umumnya kawasan metropolitan, para penduduk di kawasan ini kebanyakan merupakan para pekerja komuter atau ulang-alik. Istilah ini muncul dari para penduduk yang bekerja di Jakarta namun tinggal di daerah sekitar Jakarta. Keadaan ini membuat Jakarta sebagai ibu kota menjadi padat di siang hari namun lengang di malam hari. Karena itu, untuk mengakomodasi para pekerja komuter disediakanlah beberapa transportasi penunjang seperti KRL Commuter Line Jabodetabek untuk kereta api, TransJakarta untuk bus, dan moda transportasi lainnya.

Namun, Jabodetabek bukannya tanpa masalah. Kawasan metropolitan kerap ditempa beberapa masalah yang kebanyakan bersifat klasik seperti padat penduduk, kemacetan, banjir, polusi, dan lain sebagainya. Masalah-masalah ini sampai sekarang belum bisa diatasi mengingat Jabodetabek masih menjadi pusat perekonomian atau daya tarik orang-orang dari seluruh Indonesia. Ironis, mengingat kawasan Jabodetabek dibentuk untuk mengurangi kepadatan penduduk dan di beberapa wilayah di Indonesia telah banyak kawasan metropolitan.

Share this post