Chakri Naruebet: Kapal Induk Satu-satunya di Asia Tenggara
Transportasi laut merupakan transportasi tertua di dunia. Dikatakan tertua, sebab transportasi inilah yang sudah banyak mewarnai sejarah kehidupan manusia. Lahirnya beberapa kerajaan dunia ditengarai berasal dari transportasi laut. Sebut saja Funisia, Viking, Kartago, dan Inggris. Kerajaan-kerajaan ini mengandalkan laut sebagai tempat untuk mencari penghidupan di samping melakukan ekspansi kekuasaan dengan perahu-perahu yang dibuat dalam ukuran dan jumlah yang banyak. Apabila laut dan sekitarnya bisa dikuasai, jayalah kerajaan tersebut. Salah satu contohnya Kerajaan Inggris. Dengan jargon populer "the sun never sets in British Empire" mengindikasikan kuatnya Inggris sebagai salah satu kerajaan maritim terkuat di Eropa yang juga mempunyai wilayah kekuasaan hingga ke beberapa samudera. Julukan berbau kolonialis ini sempat bertahan hingga Perang Dunia Kedua ketika Jerman bisa meruntuhkan jargon itu sebab sanggup menghancurkan armada laut Inggris dengan kapal-kapal selamnya. Untuk saat ini, Amerika Serikat bisa dibilang negara penguasa lautan dunia dengan menempatkan beberapa armada kapal induknya.
Berbicara mengenai transportasi laut di Asia Tenggara, hal tersebut bukanlah sesuatu yang asing mengingat sebagian besar wilayah Asia Tenggara berada di lautan, terutama di Nusantara dan Filipina. Dari kawasan-kawasan ini pernah lahir beberapa kerajaan maritim, baik yang besar maupun yang kecil. Sriwijaya dan Majapahit menjadi contoh-contoh yang teramat populer apabila menyebut kekuatan maritim di Asia Tenggara saat itu. Selain itu, ada beberapa kekuatan maritim kecil di kawasan ini seperti Brunei, Sulu, Mataram (hindu dan Islam), Manguindanao, Bali, Bugis, Malaka, Aceh, Johor, Demak, dan Kediri. Kekuatan-kekuatan maritim ini jelas mengandalkan kapal-kapal sebagai armada dalam berdiplomasi, berdagang, dan berperang. Kekuatan-kekuatan maritim itu mengalami puncak kejayaan namun perlahan menghilang akibat runtuh karena serangan dari kerajaan lain seperti Sriwijaya oleh Chola atau digerogoti kekuatan asing seperti Bali yang digempur Belanda karena hukum tawan karangnya. Ketika kekuatan asing seperti Eropa datang dari abad ke-17 yang awalnya untuk berdagang hingga kemudian menguasai Asia Tenggara hingga Perang Dunia Kedua, perlahan tapi pasti kekuatan maritim di Asia Tenggara hilang dan hanya menjadi kenangan.
Salah satu bentuk transportasi laut yang sekarang menjadi trademark militer dunia ialah kapal induk. Ini adalah kapal berukuran besar yang memang difungsikan sebagai penyokong operasi militer yang diluncurkan di atas lautan. Kapal induk merupakan perpindahan fungsi pangkalan angkatan udara ke atas sebuah kapal yang difungsikan menjadi sebuah pangkalan dengan landasan dan menara pengendali di atas permukaan kapal. Inggris bisa dibilang merupakan negara pertama pembuat dan pengoperasi kapal induk pada Perang Dunia Pertama. Ketika Perang Dunia Kedua kapal induk menjadi salah satu transportasi laut yang benar-benar dibutuhkan untuk perang. Hal itu terlihat pada Perang Dunia di fron Pasifik ketika AS dan Jepang berperang mengandalkan kapal induk. Selepas perang, AS yang menjadi pemenang perang berupaya menjadi polisi dunia dengan menempatkan kapal-kapal induknya di beberapa lautan yang dianggap penting dan strategis. Negara ini sebagai negara dengan kapal induk terbanyak (20 buah).
Nah, jika berbicara mengenai kapal induk di Asia Tenggara hanya ada satu negara di kawasan ini yang mempunyai kapal induk. Thailand negara yang dimaksud. Negeri terbesar dan berpengaruh di Indocina ini mempunyai satu kapal induk bernama HTMS Chakri Naruebet. Nama itu sendiri berarti "penghargaan untuk Dinasti Chakri". Dinasti Chakri merupakan dinasti yang berkuasa di Thailand hingga saat ini sejak 1782. Chakri Narubet adalah kapal induk kecil jenis STOVL atau short take off vertical landing. Ciri-ciri dari kapal ini selain mempunyai ukuran yang kecil atau sedang juga mempunyai landasan berbentuk sky jump yang dikhususkan untuk pesawat-pesawat tempur yang bisa mendarat vertikal dan helikopter. Chakri Narubet, jika dilihat dari jenisnya, setara dengan Invicible, Ark Royal, Principe de Asturias, Giuseppe Garibaldi, Viraat, Vikrant, dan Tarawa.
Chakri Naruebet adalah kapal induk yang dibuat berdasarkan kerja sama antara Thailand dan Spanyol. Ia dibuat di galangan kapal Bazan pada 1992 yang masa pembuatannya selesai 4 tahun kemudian. Pada 1997, kapal induk ini resmi berdinas di Angkatan Laut Thailand. Ia difungsikan sebagai pengontrol zona ekonomi eksklusif di perairan Thailand. Namun, ia juga bisa difungsikan sebagai kapal penyelematan, pencarian, perlindungan serta komando kala terjadi perang dengan negara lain. Dimensi dek penerbangan 174,6 x 27,5 meter dengan sky jump berukuran 12 derajat. Desain kapal didasarkan pada Principe de Asturias dan mempunyai kecepatan mencapai 25, 5 knot. Kapal ini memuat hingga 675 tentara.
Latar belakang pembuatan kapal induk ini berawal dari bencana alam berupa topan yang menghantam Thailand pada 1989. Banyaknya korban jiwa membuat Pemerintah Thailand harus mengerahkan unit penyelamatan korban bencananya. Sayangnya, hal itu tidak didukung dengan kemampuan transportasi yang dimiliki sehingga Pemerintah Thailand membutuhkan sebuah transportasi baru dan modern. Chakri Narubet merupakan kapal induk terkecil di dunia karena hanya mempunyai berat 11.486 ton dengan panjang 182.65 meter. Pesawat-pesawat yang diangkut kapal ini ialah Harrier Matador, helikopter Seahawk, dan helikopter Knighthawk. Namun pada 2006 semua Harrier Matador dinon-aktifkan hingga kapal induk ini hanya mengoperasikan helikopter. Untuk persenjataan ia menggunakan rudal Seasparrow yang memiliki jangkauan 14 kilometer dan kecepatan 2,5 mach.
Keberadaan Chakri Naruebet di Asia Tenggara sebenarnya berlawanan dengan sejarah Thailand yang lebih kuat di daratan, bukan di lautan. Apalagi Thailand bukanlah negara maritim dan di masa lalu kekuatan negara ini terletak pada pasukan gajahnya, suatu ciri khas yang melekat pada banyak negara di Indocina atau Asia Tenggara daratan. Negara-negara Asia Tenggara maritim seperti Indonesia dan Filipina pun malah sebaliknya. Tidak mempunyai kapal induk. Agaknya ini menjadi pemandangan yang ironis dan berkebalikan dengan sejarah.
Dari berbagai sumber
artileri.org |
Berbicara mengenai transportasi laut di Asia Tenggara, hal tersebut bukanlah sesuatu yang asing mengingat sebagian besar wilayah Asia Tenggara berada di lautan, terutama di Nusantara dan Filipina. Dari kawasan-kawasan ini pernah lahir beberapa kerajaan maritim, baik yang besar maupun yang kecil. Sriwijaya dan Majapahit menjadi contoh-contoh yang teramat populer apabila menyebut kekuatan maritim di Asia Tenggara saat itu. Selain itu, ada beberapa kekuatan maritim kecil di kawasan ini seperti Brunei, Sulu, Mataram (hindu dan Islam), Manguindanao, Bali, Bugis, Malaka, Aceh, Johor, Demak, dan Kediri. Kekuatan-kekuatan maritim ini jelas mengandalkan kapal-kapal sebagai armada dalam berdiplomasi, berdagang, dan berperang. Kekuatan-kekuatan maritim itu mengalami puncak kejayaan namun perlahan menghilang akibat runtuh karena serangan dari kerajaan lain seperti Sriwijaya oleh Chola atau digerogoti kekuatan asing seperti Bali yang digempur Belanda karena hukum tawan karangnya. Ketika kekuatan asing seperti Eropa datang dari abad ke-17 yang awalnya untuk berdagang hingga kemudian menguasai Asia Tenggara hingga Perang Dunia Kedua, perlahan tapi pasti kekuatan maritim di Asia Tenggara hilang dan hanya menjadi kenangan.
Salah satu bentuk transportasi laut yang sekarang menjadi trademark militer dunia ialah kapal induk. Ini adalah kapal berukuran besar yang memang difungsikan sebagai penyokong operasi militer yang diluncurkan di atas lautan. Kapal induk merupakan perpindahan fungsi pangkalan angkatan udara ke atas sebuah kapal yang difungsikan menjadi sebuah pangkalan dengan landasan dan menara pengendali di atas permukaan kapal. Inggris bisa dibilang merupakan negara pertama pembuat dan pengoperasi kapal induk pada Perang Dunia Pertama. Ketika Perang Dunia Kedua kapal induk menjadi salah satu transportasi laut yang benar-benar dibutuhkan untuk perang. Hal itu terlihat pada Perang Dunia di fron Pasifik ketika AS dan Jepang berperang mengandalkan kapal induk. Selepas perang, AS yang menjadi pemenang perang berupaya menjadi polisi dunia dengan menempatkan kapal-kapal induknya di beberapa lautan yang dianggap penting dan strategis. Negara ini sebagai negara dengan kapal induk terbanyak (20 buah).
wikipedia.org |
Chakri Naruebet adalah kapal induk yang dibuat berdasarkan kerja sama antara Thailand dan Spanyol. Ia dibuat di galangan kapal Bazan pada 1992 yang masa pembuatannya selesai 4 tahun kemudian. Pada 1997, kapal induk ini resmi berdinas di Angkatan Laut Thailand. Ia difungsikan sebagai pengontrol zona ekonomi eksklusif di perairan Thailand. Namun, ia juga bisa difungsikan sebagai kapal penyelematan, pencarian, perlindungan serta komando kala terjadi perang dengan negara lain. Dimensi dek penerbangan 174,6 x 27,5 meter dengan sky jump berukuran 12 derajat. Desain kapal didasarkan pada Principe de Asturias dan mempunyai kecepatan mencapai 25, 5 knot. Kapal ini memuat hingga 675 tentara.
Latar belakang pembuatan kapal induk ini berawal dari bencana alam berupa topan yang menghantam Thailand pada 1989. Banyaknya korban jiwa membuat Pemerintah Thailand harus mengerahkan unit penyelamatan korban bencananya. Sayangnya, hal itu tidak didukung dengan kemampuan transportasi yang dimiliki sehingga Pemerintah Thailand membutuhkan sebuah transportasi baru dan modern. Chakri Narubet merupakan kapal induk terkecil di dunia karena hanya mempunyai berat 11.486 ton dengan panjang 182.65 meter. Pesawat-pesawat yang diangkut kapal ini ialah Harrier Matador, helikopter Seahawk, dan helikopter Knighthawk. Namun pada 2006 semua Harrier Matador dinon-aktifkan hingga kapal induk ini hanya mengoperasikan helikopter. Untuk persenjataan ia menggunakan rudal Seasparrow yang memiliki jangkauan 14 kilometer dan kecepatan 2,5 mach.
Keberadaan Chakri Naruebet di Asia Tenggara sebenarnya berlawanan dengan sejarah Thailand yang lebih kuat di daratan, bukan di lautan. Apalagi Thailand bukanlah negara maritim dan di masa lalu kekuatan negara ini terletak pada pasukan gajahnya, suatu ciri khas yang melekat pada banyak negara di Indocina atau Asia Tenggara daratan. Negara-negara Asia Tenggara maritim seperti Indonesia dan Filipina pun malah sebaliknya. Tidak mempunyai kapal induk. Agaknya ini menjadi pemandangan yang ironis dan berkebalikan dengan sejarah.
Dari berbagai sumber
Thailand selangkah lebih maju
ReplyDelete