ASEAN 50: Harapan Tetap Menjunjung Netralitas di Milenium Ketiga
Tepat 50 tahun yang lalu ASEAN atau Association of Southeast Asia Nations didirikan. Organisasi regional yang jika dibahasaindonesiakan menjadi Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara ini ditujukan sebagai wadah kerja sama negara-negara di Asia Tenggara dalam berbagai bidang, terutama perdamaian, pendidikan, dan kebudayaan, serta memajukan berbagai konsentrasi yang dianggap penting demi terciptanya kesejahteraan dan stabilitas di Asia Tenggara.
ASEAN lahir melalui sebuah deklarasi lima menteri luar negeri dari Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina, dan Thailand di Bangkok. Kehadiran ASEAN kala itu sebenarnya lebih tepat untuk menangkal kekuatan dua blok besar pada masa Perang Dingin. Hal ini terjadi setelah Perang Dunia Kedua, banyak negara-negara di kawasan Asia Tenggara yang merdeka dan berdaulat terpecah ke dalam dua blok. Boleh dikatakan, ASEAN hendak menjadi kekuatan yang netral dan bisa menyeimbangkan dua blok tersebut.
Seiring dengan perjalanannya, kehadiran ASEAN di Asia Tenggara kenyataannya cukup signifikan dalam penyelesaian berbagai konflik seperti Perang Vietnam, pembantaian massal di Kamboja, dan yang terkini adalah penyelesaian terorisme seusai Perang Dingin. Akan tetapi dalam beberapa kasus seperti Laut Cina Selatan, belum semua negara ASEAN kompak ketika menghadapi Cina mengingat ada pengaruh Negeri Tirai Bambu di beberapa negara ASEAN. Pun dalam sejarahnya hingga sekarang beberapa negara ASEAN malah berkonflik satu sama lain seperti Indonesia dan Malaysia dalam masalah klaim kebudayaan, Kamboja dan Thailand dalam masalah Preah Vihear, Filipina dan Malaysia dalam masalah sengketa Sabah, dan beberapa negara ASEAN di Laut Cina Selatan dalam masalah Kepulauan Spratley. Meskipun begitu, tidak semua konflik itu menyebabkan perang terbuka.
ASEAN yang juga didirikan sebagai dasar kesamaan nasib, budaya, sejarah bangsa-bangsa Asia Tenggara selain permasalahan internal negara-negara anggotanya juga belum bisa mengaplikasikan kesamaan dalam mata uang seperti halnya Uni Eropa, meskipun hal itu sudah diminimalkan dengan perjanjian bebas visa antarnegara ASEAN dan Masyarakat Ekonomi ASEAN sebagai jalan untuk berintegrasi. Untuk moneter agak sulit mengingat tidak semua mata uang negara-negara ASEAN mempunyai nilai kestabilan yang sama bahkan ada yang jomplang. Tentu juga tidak semua negara maju di kawasan ini seperti Singapura yang ingin itu disatukan mengingat mereka akan merugi. Inilah yang menjadi permasalahan ASEAN saat ini untuk mengintegrasikan ekonomi.
Meskipun begitu, kehadiran ASEAN dipandang cukup penting dalam hubungan internasional. Lihat saja negara-negara maju seperti AS, Jepang, bahkan Cina dan Korea selalu ingin meningkatkan kerja sama dengan negara-negara ASEAN dalam setiap pertemuan internasional. Walaupun dalam kerja sama itu terselip kepentingan di dalamnya. Inilah yang harus selalu dijadikan catatan bagi pemimpin-pemimpin di ASEAN untuk selalu bisa netral, bersatu, dan tidak berpihak ke satu pihak. Semoga!
ASEAN lahir melalui sebuah deklarasi lima menteri luar negeri dari Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina, dan Thailand di Bangkok. Kehadiran ASEAN kala itu sebenarnya lebih tepat untuk menangkal kekuatan dua blok besar pada masa Perang Dingin. Hal ini terjadi setelah Perang Dunia Kedua, banyak negara-negara di kawasan Asia Tenggara yang merdeka dan berdaulat terpecah ke dalam dua blok. Boleh dikatakan, ASEAN hendak menjadi kekuatan yang netral dan bisa menyeimbangkan dua blok tersebut.
asean2017.ph |
ASEAN yang juga didirikan sebagai dasar kesamaan nasib, budaya, sejarah bangsa-bangsa Asia Tenggara selain permasalahan internal negara-negara anggotanya juga belum bisa mengaplikasikan kesamaan dalam mata uang seperti halnya Uni Eropa, meskipun hal itu sudah diminimalkan dengan perjanjian bebas visa antarnegara ASEAN dan Masyarakat Ekonomi ASEAN sebagai jalan untuk berintegrasi. Untuk moneter agak sulit mengingat tidak semua mata uang negara-negara ASEAN mempunyai nilai kestabilan yang sama bahkan ada yang jomplang. Tentu juga tidak semua negara maju di kawasan ini seperti Singapura yang ingin itu disatukan mengingat mereka akan merugi. Inilah yang menjadi permasalahan ASEAN saat ini untuk mengintegrasikan ekonomi.
Meskipun begitu, kehadiran ASEAN dipandang cukup penting dalam hubungan internasional. Lihat saja negara-negara maju seperti AS, Jepang, bahkan Cina dan Korea selalu ingin meningkatkan kerja sama dengan negara-negara ASEAN dalam setiap pertemuan internasional. Walaupun dalam kerja sama itu terselip kepentingan di dalamnya. Inilah yang harus selalu dijadikan catatan bagi pemimpin-pemimpin di ASEAN untuk selalu bisa netral, bersatu, dan tidak berpihak ke satu pihak. Semoga!
0 Response to "ASEAN 50: Harapan Tetap Menjunjung Netralitas di Milenium Ketiga"
Post a Comment