Kemaharajaan Brunei: Permata Masa Lalu Petrodolar Kalimantan
Apa yang ada di dalam benak kita saat ditanyakan nama Brunei? Tentu semua akan menjawab itu adalah sebuah negara kecil makmur kaya minyak yang terletak di sebelah utara Kalimantan. Selain itu, semua akan membeberkan kepala negara sekaligus pemerintahan negara itu, Sultan Halsanah Bolkiah, yang tinggal di Istana Nurul Iman yang megah, dan di dalamnnya ada garasi yang bisa memuat 3.000 mobil.
Akan tetapi Brunei bukan sekedar itu jika melihat masa lalu negara ini. Dahulunya Brunei adalah sebuah kemaharajaan. Luas wilayahnya meliputi seluruh Kalimantan dan sebagian Filipina. Berdiri pada awal abad ke-7 Masehi, Brunei awalnya adalah sebuah kerajaan Hindu kecil. Hal itu berdasarkan catatan Cina. Brunei dalam catatan itu disebut sebagai Po-Ni. Raja dari kerajaan itu disebut-sebut mengirimkan sebuah surat kepada kepada penguasa Cina.
Pada abad ke-14 Brunei dijadikan sebagai negara vasal oleh Majapahit. Hal ini tercantum dalam Negarakertagama. Kitab karangan Mpu Prapanca itu menyebut Brunei dengan Barune. Diberitakan setiap tahunnya, Brunei wajib mengirimkan upeti berupa kamper sebanyak 40 buah. Pada masa dikuasai Majapahit inilah Brunei tiba-tiba diserang oleh Kerajaan Solot (Sulu) dari Filipina. Kerajaan Solot adalah juga kerajaan bawahan Majapahit. Akan tetapi, kerajaan itu kemudian memberontak. Penyerangan yang terjadi pada 1369 itu membuat Brunei kalang-kabut. Hal ini yang kemudian memicu kemarahan Majapahit dengan mengirimkan armada dari Jawa. Dalam pertempuran melawan Solot itu, Majapahit berhasil mengalahkan dan mengusir kerajaan itu. Akan tetapi, penyerangan ini mengakibatkan Brunei menjadi lemah sehingga Majapahit mengambil kendali secara penuh atas Brunei sampai runtuhnya Majapahit.
Selepas keruntuhan Majapahit, Brunei perlahan menjadi negara mandiri. Negara itu kemudian menjadi kesultanan setelah Awang Alak Betatar memeluk Islam pada 1368. Untuk memperlihatkan keislamannya, ia mengganti namanya menjadi Sultan Muhammad Shah. Brunei kemudian menjadi kemaharajaan maritim pada masa kekuasaan Sultan Bolkiah. Sultan kelima Brunei ini berhasil meluaskan kekuasaan ke seluruh Kalimantan dan sebagian Filipina. Itu pun setelah kejatuhan Malaka oleh Portugis pada 1511.
Akan tetapi kedatangan bangsa Spanyol di bawah pimpinan Ferdinand Magellan pada abad ke-16 yang sedang mencari rempah-rempah mengusik kedaulatan Brunei di Filipina. Beberapa wilayah Brunei diduduki oleh Spanyol. Penduduknya pun dikristenkan. Hal inilah yang membuat Brunei memerangi Spanyol pada 1578 dalam perang yang disebut sebagai Perang Kastilla. Perang ini terjadi pada masa Sultan Saiful Rijal. Kedua belah pihak saling mengalahkan satu sama lain dalam perang selama tiga bulan itu. Pada akhirnya, kedua belah pihak menyepakati status quo ante bellum untuk mengakhiri perang sekaligus mernomalkan hubungan beberapa tahun berikutnya. Namun, Brunei harus merelakan beberapa wilayahnya di Filipina seperti Seludong (Manila) tetap dikuasai Spanyol.
Ketika seluruh Filipina akhirnya dikuasai Spanyol, wilayah Brunei lainnya juga mulai digerogoti. Adalah Inggris melalui James Brooke, seorang pegawai Company Raj yang pernah berdinas sebagai tentara Inggris di India, menguasai Serawak. Ia kemudian menjadi penguasa di sana dengan sebutan Rajah Putih. Selain Sarawak, wilayah lain yang dikuasai Brooke adalah Labuan. Berikutnya adalah Sabah yang dikuasai North Borneo. Pada akhirnya, wilayah-wilayah ini sepeninggal Brooke dan North Borneo menjadi wilayah Inggris di Kalimantan, dan di masa kini menjadi wilayah Malaysia. Sedangkan di selatan, pengaruh Belanda melalui VOC yang dilanjutkan langsung dengan pemerintahan kolonial Hindia-Belanda membuat beberapa wilayah vasal seperti Pontianak, Samarinda, dan Banjarmasin, jatuh ke tangan bangsa Eropa itu. Hal itu berlanjut sampai Belanda keluar dari Kalimantan pada Perang Dunia Kedua seperti halnya Inggris di sebelah utara. Wilayah-wilayah itu lantas menjadi wilayah Indonesia hingga saat ini.
Mengecilnya wilayah kedaulatan yang disebabkan oleh ekspansi bangsa-bangsa Eropa perlahan membuat Kemaharajaan Brunei runtuh. Serangan bajak laut dan perang saudara juga menjadi penyebab keruntuhan tersebut. Akhirnya Brunei pun dikuasai dan dijadikan sebagai protektorat oleh Inggris hingga kemerdekaan negara itu pada 1984. Wilayahnya pun setelah itu seperti sekarang ini.
wikipedia |
Akan tetapi Brunei bukan sekedar itu jika melihat masa lalu negara ini. Dahulunya Brunei adalah sebuah kemaharajaan. Luas wilayahnya meliputi seluruh Kalimantan dan sebagian Filipina. Berdiri pada awal abad ke-7 Masehi, Brunei awalnya adalah sebuah kerajaan Hindu kecil. Hal itu berdasarkan catatan Cina. Brunei dalam catatan itu disebut sebagai Po-Ni. Raja dari kerajaan itu disebut-sebut mengirimkan sebuah surat kepada kepada penguasa Cina.
Pada abad ke-14 Brunei dijadikan sebagai negara vasal oleh Majapahit. Hal ini tercantum dalam Negarakertagama. Kitab karangan Mpu Prapanca itu menyebut Brunei dengan Barune. Diberitakan setiap tahunnya, Brunei wajib mengirimkan upeti berupa kamper sebanyak 40 buah. Pada masa dikuasai Majapahit inilah Brunei tiba-tiba diserang oleh Kerajaan Solot (Sulu) dari Filipina. Kerajaan Solot adalah juga kerajaan bawahan Majapahit. Akan tetapi, kerajaan itu kemudian memberontak. Penyerangan yang terjadi pada 1369 itu membuat Brunei kalang-kabut. Hal ini yang kemudian memicu kemarahan Majapahit dengan mengirimkan armada dari Jawa. Dalam pertempuran melawan Solot itu, Majapahit berhasil mengalahkan dan mengusir kerajaan itu. Akan tetapi, penyerangan ini mengakibatkan Brunei menjadi lemah sehingga Majapahit mengambil kendali secara penuh atas Brunei sampai runtuhnya Majapahit.
Selepas keruntuhan Majapahit, Brunei perlahan menjadi negara mandiri. Negara itu kemudian menjadi kesultanan setelah Awang Alak Betatar memeluk Islam pada 1368. Untuk memperlihatkan keislamannya, ia mengganti namanya menjadi Sultan Muhammad Shah. Brunei kemudian menjadi kemaharajaan maritim pada masa kekuasaan Sultan Bolkiah. Sultan kelima Brunei ini berhasil meluaskan kekuasaan ke seluruh Kalimantan dan sebagian Filipina. Itu pun setelah kejatuhan Malaka oleh Portugis pada 1511.
wikipedia |
Akan tetapi kedatangan bangsa Spanyol di bawah pimpinan Ferdinand Magellan pada abad ke-16 yang sedang mencari rempah-rempah mengusik kedaulatan Brunei di Filipina. Beberapa wilayah Brunei diduduki oleh Spanyol. Penduduknya pun dikristenkan. Hal inilah yang membuat Brunei memerangi Spanyol pada 1578 dalam perang yang disebut sebagai Perang Kastilla. Perang ini terjadi pada masa Sultan Saiful Rijal. Kedua belah pihak saling mengalahkan satu sama lain dalam perang selama tiga bulan itu. Pada akhirnya, kedua belah pihak menyepakati status quo ante bellum untuk mengakhiri perang sekaligus mernomalkan hubungan beberapa tahun berikutnya. Namun, Brunei harus merelakan beberapa wilayahnya di Filipina seperti Seludong (Manila) tetap dikuasai Spanyol.
Ketika seluruh Filipina akhirnya dikuasai Spanyol, wilayah Brunei lainnya juga mulai digerogoti. Adalah Inggris melalui James Brooke, seorang pegawai Company Raj yang pernah berdinas sebagai tentara Inggris di India, menguasai Serawak. Ia kemudian menjadi penguasa di sana dengan sebutan Rajah Putih. Selain Sarawak, wilayah lain yang dikuasai Brooke adalah Labuan. Berikutnya adalah Sabah yang dikuasai North Borneo. Pada akhirnya, wilayah-wilayah ini sepeninggal Brooke dan North Borneo menjadi wilayah Inggris di Kalimantan, dan di masa kini menjadi wilayah Malaysia. Sedangkan di selatan, pengaruh Belanda melalui VOC yang dilanjutkan langsung dengan pemerintahan kolonial Hindia-Belanda membuat beberapa wilayah vasal seperti Pontianak, Samarinda, dan Banjarmasin, jatuh ke tangan bangsa Eropa itu. Hal itu berlanjut sampai Belanda keluar dari Kalimantan pada Perang Dunia Kedua seperti halnya Inggris di sebelah utara. Wilayah-wilayah itu lantas menjadi wilayah Indonesia hingga saat ini.
Mengecilnya wilayah kedaulatan yang disebabkan oleh ekspansi bangsa-bangsa Eropa perlahan membuat Kemaharajaan Brunei runtuh. Serangan bajak laut dan perang saudara juga menjadi penyebab keruntuhan tersebut. Akhirnya Brunei pun dikuasai dan dijadikan sebagai protektorat oleh Inggris hingga kemerdekaan negara itu pada 1984. Wilayahnya pun setelah itu seperti sekarang ini.
0 Response to "Kemaharajaan Brunei: Permata Masa Lalu Petrodolar Kalimantan"
Post a Comment