-->

Antara Sumatera Barat dan Negeri Sembilan




Sumatera Barat dan Negeri Sembilan. Dua nama ini tak bisa dipisahkan sama sekali meskipun berbeda letak geografis dan negara. Yang satu merupakan salah satu provinsi di Indonesia. Yang satunya lagi merupakan sebuah negara bagian di Malaysia. Lalu apa yang membuatnya tidak bisa dipisahkan? Usut punya usut, secara historis keduanya mempunyai pertalian darah yang sangat erat karena keduanya merupakan tempat bermukimnya suku Minangkabau, sebuah suku yang di Indonesia identik dengan merantau dan kuliner nasi dan sate padang.


wikipedia.org

Negeri Sembilan memang salah satu tempat rantau suku Minangkabau terbesar di luar Indonesia. Karena merantau, wajar jika di Negeri Sembilan akan ditemukan banyak kemiripan dengan di Sumatera Barat. Mulai dari arsitektur, makanan, tata cara adat, dan Marawa, bendera khas Minangkabau yang berwarna hitam, merah, kuning yang kemudian di Sumatera Barat menjadi bendera Kerajaan Pagaruyung, kerajaan Buddha kemudian Islam yang pernah berada di Sumatera Barat dari 1347-1825.

File:Flag of Minang.svg
wikipedia.org

Tentulah saja kemiripan itu berawal dari abad ke-14 ketika orang-orang Minangkabau di bawah perlindungan Malaka dan kemudian Johor merantau secara besar-besaran. Dimulai dari pesisir timur Sumatera, Meulaboh, hingga ke Penang, dan terakhir Negeri Sembilan. Kedatangan orang-orang Minangkabau ini berestafet dan tidak seluruhnya. Rombongan pertama datang dipimpin oleh Datuk Raja dan istrinya, Tok Seri. Kemudian menyusul rombongan-rombongan lainnya hingga membentuk permukiman besar orang-orang Minangkabau di luar Indonesia. Permukiman itu pun membentuk Kerajaan Negeri Sembilan yang kemudian tetap membina hubungan dengan Kerajaan Pagaruyung, tempat asal sebagai bagian dari perlindungan orang-orang Minangkabau di Sumatera Barat terhadap saudaranya di Semenanjung Malaya pada abad ke-18 untuk menghindari serangan orang-orang Bugis.

Pemberian perlindungan inilah yang kemudian membuat Negeri Sembilan mendapat seorang penguasa baru dari Sumatera Barat bernama Raja Melawar yang mulai menahbiskannya diri sebagai penguasa tertinggi Negeri Sembilan dengan gelar Yang di-Pertuan Besar. Raja Melawar sendiri merupakan awak Kerajaan Pagaruyung yang berada di bawah pimpinan Sultan Abdul Jalil. Sejarah lalu mencatat kembali hubungan antara orang-orang Minangkabau itu tetap berjalan meskipun sudah berbeda negara, wilayah, dan pernah dikuasai dua negara Eropa yang berbeda, Belanda dan Inggris. Orang-orang Minangkabau di Negeri Sembilan tetap menghormati saudaranya di Sumatera Barat dan melestarikan budaya bawaan tempat asal. Begitu juga sebaliknya. Sebab ini sesuai dengan pepatah : Beraja ke Johor, Bertali ke Siak, Bertuan ke Minangkabau.

Dalam perjalanan sejarahnya juga, terjadi pergolakan di Sumatera Barat ketika Kerajaan Pagaruyung di Sumatera Barat runtuh oleh kaum Paderi dan kemudian dikuasai dan dihapuskan Belanda pada masa Perang Paderi. Ketika merdeka, Sumatera Barat yang berada di barat Pulau Sumatera kemudian dijadikan provinsi ketiga di Indonesia dengan Padang sebagai ibu kotanya. Kepala pemerintahannya seorang gubernur. Sedangkan Kerajaan Negeri Sembilan tetap ada hingga sekarang sampai kemudian dimasukkan ke dalam Federasi Melayu Bersatu, cikal bakal Malaysia sebagai salah satu dari 13 negara bagian di negeri jiran tersebut. Ibu kotanya Seremban yang kemudian menjadi sister city bagi Padang.
File:IndonesiaWestSumatra.png
wikipedia.org


Suku Minangkabau, baik yang berada di Sumatera Barat dan Negeri Sembilan juga mempunyai kontribusi besar tetap wilayah tempat tinggal masing-masing. Dari Sumatera Barat, sudah jamak diketahui banyak orang-orang Minangkabau yang telah terkenal dan sering berada di panggung politik, seni, hiburan, ekonomi, dan pemerintahan Indonesia. Sebut saja Mohammad Hatta, Hamka, Fahmi Idris, Syafii Maarif, dan sebagainya. Sedangkan dari Negeri Sembilan seperti Tunku Abdul Rahman, Rais Yatim, Muszaphar Shukor, dan Thahir Jallaluddin. Beberapa di antara orang-orang ini pernah menjadi Raja pertama Malaysia dan astronot Malaysia pertama.

Masih eratnya hubungan orang-orang Minangkabau di Sumatera Barat dan Negeri Sembilan terlihat dari bantuan orang-orang dari Negeri Sembilan kepada saudara-saudaranya di Sumatera Barat ketika terjadi gempa bumi pada 2009. Bukti bahwa meski sudah berbeda wilayah dan identitas kebangsaan, semangat persaudaraan sesuku dan seagama masih terlihat. Apalagi ketika digelar pertandingan sepak bola persahabatan antara Semen Padang FC dan Negeri Sembilan FA di Padang dan Seremban, pertandingan itu bak pesta besar orang-orang Minangkabau. Seakan-akan semua itu melupakan ketegangan antara dua negara serumpun, Indonesia dan Malaysia.

File:Negeri Sembilan in Malaysia.svg
wikipedia.org

Gambaran di atas menjadi bukti bahwa kemiripan kebudayaan antara satu wilayah dan lainnya tak perlu dipertentangkan dan diperdebatkan. Bukan sebuah kesalahan apabila seseorang pergi lalu membawa kebudayaannya kemudian mengembangkannya di tempat yang ia tinggali. Bukan sebuah kesalahan juga apabila ia menyatakan budaya yang ia punyai juga harus menjadi warisan tempat tinggalnya berada. Itu merupakan hal yang wajar dan budaya bersifat universal. Dan dalam perjalanannya juga, budaya yang dibawa dan dikembangkan itu juga mempunyai perbedaan, baik dari fisik dan non-fisik. Hal inilah yang terlihat kala rendang dinobatkan menjadi makanan terlezat dunia pada 2011 versi CNN, rendang yang dinobatkan diberi judul rendang Indonesia (Sumatera Barat). Untuk membedakan dengan rendang Malaysia yang sudah pasti beda cita dan rasanya. Jadi, kenapa harus dipermasalahkan?


deliknews.com


malaysia.panduanwisata.com


Dari berbagai sumber

4 Responses to "Antara Sumatera Barat dan Negeri Sembilan"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel