Asia Tengggara bukanlah kawasan hampa peradaban. Meski terlihat hanya menyerap dua kebudayaan besar yang menjadi tetangganya, India dan Cina, namun kawasan ini bisa memadukan dua kebudayaan besar itu dengan unsur-unsur lokal. Perpaduan itu melahirkan kebudayaan yang begitu menarik dan bervariasi sehingga menghasilkan mahakarya-mahakarya yang begitu apik. Ambil contoh Candi Borobudur dan Angkor Wat atau kesenian-kesenian yang lahir di kawasan ini. Di kawasan ini juga lahir beberapa kerajaan besar, baik yang berkuasa di darat dan lautan atau kedua-duanya. Sebut saja Kerajaan Sriwijaya, Majapahit, Lan Xang, Khmer, Annam, Cham, Singosari, Langkasuka, Ayyuthaya, Bagan, dan dinasti-dinasti ala Cina di Vietnam. Kerajaan-kerajaan yang pernah ada di Asia Tenggara membuat kawasan ini menjadi maju dan akhirnya dicatat oleh para petualang dari luar wilayah. Baik dari Cina, Arab, dan Persia. Jauh sebelum bangsa Eropa datang.
|
gamijah.blogspot.com |
Maju pesatnya peradaban-peradaban di Asia Tenggara tak pelak harus bersinggungan dengan kekuatan-kekuatan di luar kawasan ini. Salah satunya Kekaisaran Mongol. Dalam sejarah peradaban dunia, Mongol merupakan kekaisaran terbesar di dunia yang mempunyai wilayah kekuasaan dari Cina hingga Eropa. Sebuah kekaisaran yang pada awalnya berasal dari sebuah padang stepa di Asia Tengah, tepatnya di Karakorum, ibu kota Kekaisaran Mongol. Sebuah kekaisaran yang awalnya merupakan tempat orang-orang nomaden yang miskin peradaban hingga akhirnya membentuk sebuah peradaban dengan cara menyerang dan kemudian menyerap serta mengasimiliasi wilayah-wilayah yang ditaklukkan. Sebuah kekaisaran yang merupakan bencana bagi dunia Islam ketika Baghdad, ibu kota Kekhalifahan Abbasiyah ditaklukkan pada 1258. Kekaisaran yang membawa bencana wabah hitam bagi Eropa dan kekaisaran yang mampu menaklukkan salah satu wilayah peradaban dunia, Cina.
Jengis Khan lalu Kubilai Khan merupakan nama-nama penguasa Mongol yang paling termahsyur. Namun di masa Kubilai Khanlah Mongol meraih kejayaan dengan meluaskan kekuasaan hingga ke Cina dengan nama Dinasti Yuan. Dinasti inilah yang tercatat dalam sejarah sebagai dinasti Mongol yang berniat meluaskan kekuasaan hingga ke Asia Tenggara. Perluasan itu dimulai ketika Dinasti Yuan sebagai dinasti asing pertama di Cina sebelum Manchu menaklukkan wilayah Yunnan di Cina Selatan yang merupakan gerbang menuju ke Asia Tenggara. Bagan di Myanmar menjadi wilayah pertama yang hendak dikuasai Mongol. Perluasan itu ditandai dengan permintaan menyerah pihak Bagan untuk mengakui kekuasaan Mongol. Ini terjadi pada 1277. Raja Bagan, Narathihipate, tentu saja menolak tawaran penyerahan itu. Hal yang jelas membuat Mongol melancarkan serangan ke Pagan, sebuah kerajaan yang mempunyai 5.000 kuil dan satu pagoda raksasa, Mingalazedi. Dengan dipimpin oleh Nasiruddin, seorang perwira Mongol keturunan Turki, 12.000 pasukan Mongol bertempur melawan pasukan Bagan yang diperkuat 200 pasukan gajah. Pertempuran ini dimenangkan Mongol namun tidak berhasil menaklukkan Bagan. Meski begitu, sang raja melarikan diri ke Irawaddy. Dari pertempuran, gajah-gajah pasukan Pagan disita dan dijadikan binatang peliharaan Kaisar Mongol.
|
wikipedia.org |
Pada 1288, Bagan yang belum bisa ditaklukkan diserang untuk kedua kalinya oleh Mongol. Kali ini serangan ini bersifat besar-besaran dan secara struktural menimbulkan kerusakan parah bagi kerajaan yang sebelumnya didera konflik internal. Sang raja, Narathihipate, dibunuh oleh putranya, Thihathu dengan cara menenggak racun. Pasukan Mongol yang datang berhasil mengobrak-abrik kuil dan merampok emas dan perak di dalamnya. Invasi ini dipimpin oleh Esen Temur yang kemudian memutuskan meninggalkan Pagan karena permasalahan cuaca. Bagan memang tidak dikuasai Mongol akan tetapi kerajaan itu sudah rusak parah setelahnya. Setelah Mongol pergi, giliran Shan yang berusaha menguasai Bagan.
Wilayah kedua di Asia Tenggara yang hendak dikuasai Mongol ialah Campa. Wilayah yang sekarang terletak di selatan Vietnam dan timur Kamboja ini merupakan sebenarnya merupakan wilayah yang tunduk pada Mongol karena setiap tahunnya Campa selalu mengirimkan hadiah berupa hasil bumi. Namun, pihak Mongol menginginkan raja kerajaan, Indrawarman V, yang datang. Keinginan itu tidak dipenuhi raja Campa. Hal ini yang membuat pihak Mongol melancarkan serangan di bawah pimpinan Sodu. Sadar akan kekuatan yang menyerangnya, Campa melakukan serangan gerilya dengan memaksa Mongol memasuki hutan-hutan pedalaman Campa. Taktik ini membuat pasukan Mongol terjebak dan terbunuh dalam kondisi terpojok. Indrawarman V berhasil menyelamatkan diri. Begitu juga pasukannya. Campa gagal ditaklukkan.
|
wikipedia.org |
Kegagalan di Campa membuat Mongol mengalihkan perhatian kepada Annam, sebuah kerajaan di Vietnam Utara. Sebenarnya kerajaan ini juga dianggap oleh Mongol belum mengakui kekaisaran. Namun Mongol menawarkan alternatif supaya Annam bisa dilewati demi menyerang Campa. Di satu sisi, Mongol mengira Annam adalah negara bawahan Cina sejak dahulu semenjak wilayah Vietnam Utara berada dalam kekuasaan Cina. Belum lagi, sama seperti Campa, Annam juga mengirim hadiah setiap tahun. Akan tetapi raja Annam, Tran Nhan Tong yang berasal dari Dinasti Tran menolak mentah-mentah tawaran Mongol sebab di balik itu Mongol hendak menginvasi Annam. Ia menyeru kepada rakyatnya agar melawan Mongol dan mempertahankan negeri. Pengalaman ratusan tahun dijajah Cina membuat Annam yakin bisa mengalahkan Mongol. Dan itu terbukti benar. Pasukan Mongol dibuat tak berdaya oleh pasukan Annam. Dengan taktik gerilya dan membuat pancang-pancang di Sungai Bach Dang, pasukan Annam berhasil memukul mundur Mongol. Bahkan, Sodu, pemimpin invasi tertangkap dan dipancung. Annam gagal ditaklukkan. Dari pertempuran ini muncul nama Tran Hung Dao yang dijadikan pahlawan nasional Vietnam.
|
roda2blog.com |
Gagal di daratan, Mongol mengalihkan perhatian ke wilayah maritim. Pulau Jawa di Indonesia menjadi sasarannya. Hal ini dipicu oleh geliat Kerajaan Singosari melalui Kartanegara sebagai raja yang giat memperluas kekuasaan ke Bali dan Sumatera meski gagal. Di saat perluasan kekuasaan itu Mongol melalui salah satu utusannya, Meng Chi, pada 1289 meminta sang raja mengakui kekuasaan Mongol. Tentu saja sang raja tidak terima dan balik mempermalukan sang utusan. Suatu hal yang membuat Mongol naik pitam dan mengumpulkan pasukan untuk menyerang Jawa pada 1293. Namun, tanpa disadari oleh pihak Mongol, terjadi perselisihan internal di Singosari yang membuat Kartanegara terbunuh oleh Jayakatwang, raja bawahan Singosari dari Kediri. Kedatangan pasukan Mongol itu jelas dimanfaatkan oleh menantu Kartanegara, Raden Wijaya untuk menghancurkan Jayakatwang. Dengan syarat akan mengakui kekuasaan Mongol, pihak Mongol mau membantu Raden Wijaya membalaskan dendam kematian Kartanegara. Setelah Jayakatwang berhasil disingkirkan, dengan muslihatnya Raden Wijaya menyerang balik Mongol hingga membuat pasukan Mongol kocar-kacir meninggalkan Jawa. Salah satu pimpinan invasi ke Jawa, Shi-Pi, yang berhasil menyelamatkan diri dicambuk dan diasingkan oleh Kubilai Khan. Kekalahan Mongol ini berimbas pada lahirnya sebuah kerajaan besar se-Nusantara, Majapahit.
Sumber: Sejarah Asia Tenggara dan Kubilai Khan
0 Response to "Invasi-Invasi Mongol di Asia Tenggara"
Post a Comment