-->

Kepulauan Maluku: Dari Rempah-Rempah hingga Asimilasi Melanesia

Kepulauan Maluku bukanlah nama yang asing dalam kehidupan sehari-hari. Apabila disebut nama kepulauan ini semua akan menyebut Ambon sebagai sebuah tempat di Maluku yang terkenal sejak dahulu kala. Lalu kita akan menggeneralisasi bahwa semua yang berasal dari Maluku sudah pasti dari Ambon atau orang Ambon itu sudah pasti orang Maluku. Padahal, dalam kenyataannya Maluku tak melulu Ambon dan Ambon tak melulu Maluku. Ambon hanyalah bagian dari kepulauan ini.
Wikipedia


Berbicara tentang Kepulauan Maluku juga tidak bisa lepas dari rempah-rempah. Ya, Maluku terkenal akan rempah-rempahnya seperti cengkeh dan pala yang digunakan untuk bahan memasak dan pengobatan. Rempah-rempah inilah yang membuat Maluku disinggahi banyak bangsa termasuk bangsa-bangsa Eropa yang kemudian menguasai dan menindas rakyat Maluku.

Maluku adalah salah satu kepulauan di Indonesia yang terletak di Indonesia Timur tepatnya di Laut Banda, dan diapit oleh Pulau Sulawesi di Barat dan Pulau Papua di Timur. Kepulauan Maluku terbagi ke dalam dua provinsi sejak 1999, yaitu Provinsi Maluku yang  beribu kota di Ambon dan Provinsi Maluku Utara yang beribu kota di Sofifi, Halmahera. Terdapat perbedaan besar dalam hal agama untuk Maluku Utara dan Maluku Selatan. Wilayah Utara didominasi oleh orang Islam sedangkan selatan oleh Kristen. Akan tetapi perbedaan ini sebenarnya bukanlah penghalang bagi orang-orang Maluku yang memegang prinsip ale beta ale rasa. Jadi, sesuatu yang dirasakan oleh seseorang akan juga dirasakan oleh lainnya. Prinsip persaudaraan ini terus terbawa dalam jiwa orang-orang Maluku walaupun ini pernah terkoyak akibat kerusuhan 1999.

Nama Maluku sendiri berasal dari bahasa Arab, yaitu juzur al-mulk atau pulau para raja. Nama ini merupakan penerjemahan atas situasi yang pernah terjadi di kepulauan itu. Jauh sebelum bangsa-bangsa Eropa seperti Portugis, Spanyol, dan Belanda, datang, di Maluku berdiri banyak kerajaan seperti Ternate, Tidore, Obi, dan Bacan. Wilayah salah satu kerajaan itu ada yang mencapai hingga Raja Ampat, Papua. Kerajaan-kerajaan ini membentuk semacam persekutuan bernama Uli Lima dan Uli Siwa. Adanya kerajaan-kerajaan Islam ini merupakan bentuk dari islamisasi yang dilakukan oleh para pedagang Arab terhadap seluruh kepulauan yang bertahan hingga datangnya bangsa-bangsa Eropa untuk mencari rempah-rempah sekaligus kristenisasi terutama di Maluku Selatan.

Jauh sebelum bangsa-bangsa asing datang ke Maluku, nama Maluku juga sudah ada di masa Majapahit. Hal itu terbukti dalam Negarakertagama yang menceritakan Sumpah Palapa Gajah Mada untuk mempersatukan Nusantara dalam kekuasaan Majapahit. Sang Patih menyebut nama Seram dan Gurun.

Terkenalnya Maluku sejak dahulu kala yang membuatnya dikunjungi bangsa-bangsa, baik dari dalam dan luar Nusantara membuat nilai lebih untuk para penduduknya. Seperti kita ketahui penduduk Kepulauan Maluku merupakan orang-orang melanesia. Orang-orang ini dicirikan dengan kulit hitam, badan besar, rambut keriting, serta bibir tebal. Wilayah Melanesia sendiri diketahui dimulai dari Maluku hingga Fiji di Samudra Pasifik. Nah, di Indonesia terdapat lima provinsi orang-orang melanesia atau melanosoid. Selain Maluku yang mempunyai dua provinsi, tiga sisanya berada di Nusa Tenggara Timur, Papua Barat, dan Papua. Namun dari semua provinsi Melanesia itu, Maluku merupakan yang paling istimewa.

Karena letak Maluku yang strategis sehingga menjadi jalur perdagangan rempah-rempah, ia menjadi pusat bercampur dan berasimilasi orang-orang melanesia dengan orang-orang non-melanesia seperti mongoloid, semitik, dan kaukasoid. Percampuran itu membuat wajah-wajah orang Maluku tidak tampak seperti orang melanesia. Melanesia hanya terlihat dari tradisi. Itu sebabnya apabila kita melihat orang-orang Maluku, baik yang berada di Indonesia maupun di luar Indonesia seperti Belanda janganlah heran jika melihat wajah mereka cantik atau tampan atau malah seperti orang bermata sipit dan bule. Dan asimilasi yang terjadi di Maluku merupakan sebuah contoh yang begitu berhasil.

Jauh sebelum Maluku menjadi jalur perdagangan rempah-rempah, ia juga merupakan penanda wilayah antara ras mongoloid dan melanosoid. Orang-orang melanosoid yang kali pertama menempati Indonesia Barat mulai tergusur tempatnya akibat kedatangan orang-orang mongoloid dari daratan Asia Tenggara. Orang-orang melanosoid ini kemudian  bergerak ke Indonesia Timur hingga Pasifik.

0 Response to "Kepulauan Maluku: Dari Rempah-Rempah hingga Asimilasi Melanesia"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel