Visayas: Kepulauan Berjuta Sejarah di Filipina
Sebagai sebuah negara kepulauan selain Indonesia, Filipina mempunyai pulau-pulau yang dibagi dalam tiga wilayah geografis. Pertama, di utara ialah Pulau Luzon, tempat ibu kota Manila berada. Kedua, Visayas yang berada di tengah, dan ketiga, tepatnya di selatan, ialah Mindanao. Salah satu dari ketiga pulau-pulau itu Visayaslah yang dianggap sebagai tonggak bersejarah bagi Filipina. Nama Visayas sendiri sebenarnya merujuk pada sebuah pulau di timur Filipina yang berbatasan dengan Laut Sulu namun nama itu diperluas untuk menyebut pulau-pulau yang dikelilingi Laut Visayas.
Visayas, melalui salah satu pulaunya, Cebu, dianggap sebagai tempat pertama orang-orang Filipina melakukan kontak dengan Eropa ketika Ferdinand Magellan tiba di pulau itu pada 1521 dalam usaha menjalankan hegemoni Spanyol di wilayah rempah-rempah untuk bersaing dengan Portugis. Dan di pulau inilah Magellan terbunuh oleh Lapu-Lapu yang kemudian dianggap sebagai pahlawan nasional Filipina. Di salah satu pulau ini juga, tepatnya di Leyte, Jenderal Douglas McArthur melaksanakan sumpahnya yang terkenal "I shall return" untuk merebut Filipina dari Jepang pada Perang Dunia ke-2, dan terakhir Visayas menjadi pemberitaan ketika salah satu kotanya yang juga ibu kota Leyte, Tacloban tersapu badai Yolanda November silam.
Visayas, yang terbagi dalam tiga wilayah: barat, tengah, dan utara sebelum kedatangan orang-orang Eropa sudah mempunyai peradaban. Banyak yang mengatakan bahwa Visayas dahulunya merupakan salah satu wilayah Islam di Filipina sebelum kedatangan Spanyol. Visayas, bersama-sama dengan pulau-pulau lainnya di Filipina masuk ke dalam wilayah Kesultanan Brunei. Penyebar islam di wilayah ini ialah Datu Puti dan beberapa pedagang Arab. Meskipun demikian, praktek Islam dalam kesehariannya bercampur dengan kepercayaan animisme. Ketika Spanyol datang, negara Eropa itu melakukan kristenisasi di seluruh Filipina sampai Mindanao Utara.
Sebelum Islam datang, para sejarawan pun sudah menyatakan bahwa Visayas merupakan daerah kekuasaan kerajaan-kerajaan Maritim Nusantara, Majapahit dan Sriwijaya. Wilayah ini tunduk dan membayar upeti tiap tahunnya. Hal itu diketahui melalui nama Visayas yang kemungkinan besar diambil dari nama Sansekerta, Wijaya yang berarti kemenangan. Untuk memperkuat bahwa Visayas juga merupakan wilayah kekuasaan kerajaan-kerajaan maritim Nusantara, beberapa kosakata bahasa Visayan terpengaruh oleh bahasa Sansekerta seperti diwata (dewata), bathala (batara), dan karma. Selain itu, cerita besar seperti Ramayana pun masuk dan diadaptasi menjadi Maharadia Lawana. Dan sebelum kekuasaan thalasokratis maritim Nusantara terpancang di Visayas, daerah ini merupakan migrasi orang Austronesia dan Negritos dari utara sekitar 6.000-30.000 tahun yang lalu. Orang-orang inilah yang kemudian mengembangkan kebudayaan mereka secara animis.
Visayas yang mempunyai 8 kota dari 16 provinsi yang berada di pulau-pulaunya merupakan destinasi yang menarik bagi turis-turis yang hendak berkunjung ke Filipina. Selain wisata sejarah, wisata panorama alam berupa pulau, pantai, pemandangan bawah laut, dan beberapa festival tahunan juga menarik banyak wisatawan.
Sumber: Sejarah Asia Tenggara, Wikipedia, Wikitravel, dan Lonely Planet
http://historicphilippines.com |
Visayas, melalui salah satu pulaunya, Cebu, dianggap sebagai tempat pertama orang-orang Filipina melakukan kontak dengan Eropa ketika Ferdinand Magellan tiba di pulau itu pada 1521 dalam usaha menjalankan hegemoni Spanyol di wilayah rempah-rempah untuk bersaing dengan Portugis. Dan di pulau inilah Magellan terbunuh oleh Lapu-Lapu yang kemudian dianggap sebagai pahlawan nasional Filipina. Di salah satu pulau ini juga, tepatnya di Leyte, Jenderal Douglas McArthur melaksanakan sumpahnya yang terkenal "I shall return" untuk merebut Filipina dari Jepang pada Perang Dunia ke-2, dan terakhir Visayas menjadi pemberitaan ketika salah satu kotanya yang juga ibu kota Leyte, Tacloban tersapu badai Yolanda November silam.
Visayas, yang terbagi dalam tiga wilayah: barat, tengah, dan utara sebelum kedatangan orang-orang Eropa sudah mempunyai peradaban. Banyak yang mengatakan bahwa Visayas dahulunya merupakan salah satu wilayah Islam di Filipina sebelum kedatangan Spanyol. Visayas, bersama-sama dengan pulau-pulau lainnya di Filipina masuk ke dalam wilayah Kesultanan Brunei. Penyebar islam di wilayah ini ialah Datu Puti dan beberapa pedagang Arab. Meskipun demikian, praktek Islam dalam kesehariannya bercampur dengan kepercayaan animisme. Ketika Spanyol datang, negara Eropa itu melakukan kristenisasi di seluruh Filipina sampai Mindanao Utara.
http://static.newworldencyclopedia.org |
Sebelum Islam datang, para sejarawan pun sudah menyatakan bahwa Visayas merupakan daerah kekuasaan kerajaan-kerajaan Maritim Nusantara, Majapahit dan Sriwijaya. Wilayah ini tunduk dan membayar upeti tiap tahunnya. Hal itu diketahui melalui nama Visayas yang kemungkinan besar diambil dari nama Sansekerta, Wijaya yang berarti kemenangan. Untuk memperkuat bahwa Visayas juga merupakan wilayah kekuasaan kerajaan-kerajaan maritim Nusantara, beberapa kosakata bahasa Visayan terpengaruh oleh bahasa Sansekerta seperti diwata (dewata), bathala (batara), dan karma. Selain itu, cerita besar seperti Ramayana pun masuk dan diadaptasi menjadi Maharadia Lawana. Dan sebelum kekuasaan thalasokratis maritim Nusantara terpancang di Visayas, daerah ini merupakan migrasi orang Austronesia dan Negritos dari utara sekitar 6.000-30.000 tahun yang lalu. Orang-orang inilah yang kemudian mengembangkan kebudayaan mereka secara animis.
http://www.allphilippines.com |
Visayas yang mempunyai 8 kota dari 16 provinsi yang berada di pulau-pulaunya merupakan destinasi yang menarik bagi turis-turis yang hendak berkunjung ke Filipina. Selain wisata sejarah, wisata panorama alam berupa pulau, pantai, pemandangan bawah laut, dan beberapa festival tahunan juga menarik banyak wisatawan.
Sumber: Sejarah Asia Tenggara, Wikipedia, Wikitravel, dan Lonely Planet
0 Response to "Visayas: Kepulauan Berjuta Sejarah di Filipina"
Post a Comment